Edisi Rindu Banda Aceh #Bagian Pertama

Terakhir kali saya ke Banda Aceh itu saat saya "numpang" melahirkan buah hati tersayang, "Muhammad Rafif Abdurrahman". Praktis setelah saya kembali "pulang" ke Palembang, saya belum pernah berkunjung lagi ke sana.
Wajar saja bila terbit rindu di hati ini, karena bagi saya Banda Aceh sudah menjadi kampung halaman saya yang kedua.
Dulu, waktu saya masih berdomisili di Jakarta, ada beberapa kali saya bolak-balik  ke Banda Aceh.
Mengunjungi suami, dan keluarga besar tentunya.
Rindu bertubi-tubi sedang menghinggapi saya sekarang.
Rindu suami, rindu suasana di Banda Aceh yang indah, nyaman, tenang.
Rindu berwisata kuliner bersama suami, jalan-jalan di sore hari, biasanya dimulai dari hari Jumat sore saat suami baru pulang dari kantor.

Rasanya nikmat sekali, merasakan udara Banda Aceh di sore hari.
Atau di sabtu pagi, saat Blang Padang ramai dipadati "peserta" jogging dan pejalan kaki.
Yang diakhiri dengan santapan bubur ayam, yang menurut saya enak sekali (ga tau deh kalo menurut suami saya.. hihihi.. dia tidak begitu suka dengan makanan satu ini).
Kuliner yang wajib didatangi, tentu saja Mie Aceh..
Tempat yang sering kami datangi seperti Mie Razali, mie midi atau mie simpang lima.
Semuanya enak, semuanya nikmat..
Mungkin karena saat itu ada seorang laki-laki tampan yang menemani saya.. :D, sehingga semua terasa lezat di lidah :D

Tahun depan tentu lebih ramai dengan hadirnya pangeran kecil kami.
eh saya jadi ingat waktu kami mengajak syatir untuk ikut serta ke Mie Razali.
Karena syatir ga bisa makan makanan pedas, usianya waktu itu 2 tahun kalo ga salah, suami berinisiatif memesankan jus yang saya lupa namanya. ternyata rasanya asam. dan tau ga apa yang syatir bilang? dia bilang "air apa ini??!!" dengan mimik muka yang bikin saya geli sampe sekarang.. dan sering saya ulang-ulang adegan itu di depan suami..
Nanti kalo rafif dikasih jus yang sama, kira-kira apa komentarnya yah..
Can't hardly waiting for it.. :D