Ini Tentang Kematian

26 Maret 2013

Kemarin Sore, sepulangnya dari kantor, dalam perjalanan menuju rumah..
diiringi pemandangan pekuburan cina, yang kali ini nampak berbeda, lebih bersih dan rapi..
bebas dari rumput yang biasanya menutupi hampir seluruh kawasan pekuburan..
Mungkin karena sebentar lagi ada cheng beng.. Biasanya pada saat cheng beng, masyarakat etnis tionghoa akan beramai2 berziarah ke makam2 leluhur mereka.. jadilah sepanjang jalan di Sukabangun ini padat oleh parkiran kendaraan dan lalu lalang orang2 yang berziarah..
Cheng Beng (gambar diambil di sini)



Nah, entah kenapa di sepanjang perjalanan itu, mungkin karena suasana sore yang syahdu (habis turun hujan), matahari sore yang memancarkan cahaya kekuning2an, hamparan pekuburan cina yang nampak begitu jelas dan berita meninggalnya Ricky Jo kemarin itu, membuat lintasan pikiran mengenai kematian menjadi begitu nyata..

Tiba-tiba saja saya berpikir dan membayangkan, kondisi orang-orang yang "mendadak" meninggal..
Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.. Saat mereka masih sibuk dengan kehidupan dunia, lantas ujug2 meninggal.. Dan kehidupan itu dengan segala hingar bingarnya "menghilang" sekejap mata.. Lalu mereka yang sekarang ada di dalam sana sudah "sibuk" dengan kehidupan baru mereka..

Benarlah apa yang sudah Allah firmankan dalam Al-Quran:
Allah SWT berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesnangan yang memperdayakan.” (Q.S. Ali Imran: 185)
Dan apa yang sudah Rasulullah peringatkan:
diriwayatkan dari Umar bin Khattab ra, ia berkata, “Ya Rasulullah, orang mukmin mana yang paling utama?” Rasulullah SAW menjawab, “Yang terbanyak mengingat kematian diantara mereka dan yang terbaik persiapannya dalam menghadapai kehidupan sesudahnya. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah dan Malik).
 Sesungguhnya batas antara kehidupan dan kematian begitu tipis, bahwa jarak antara kehidupan dan kematian begitu dekat.. Hingga ketika kematian menyapa kita, kehidupan di dunia ini tidaklah berarti apa-apa.. Kehidupan setelah kematian yang kekal dan abadi.. Wallahualam.







Dinamika

20 Maret 2013

Ouw! Judul yg so serious ya.. hehehe.. Saya memang sering bingung menentukan judul dari tulisan yang akan saya buat..
Kadang-kadang itu jadi salah satu alasan dari sekian banyak alasan yg akhirnya menggagalkan saya untuk ngeblog.. hihihi..
Seperti kali ini, saya paksakan saja memberi judul yg aneh dan ga menarik sama sekali..
demi kembali menuliskan sedikit catatan yang sudah lama sekali saya tinggalkan..
tau kenapa?
karena merasa ga ada ide..
karena pengen bikin satu tulisan yg lebih berbobot dari biasanya..
karena dah banyak pikiran yg lain yang bikin muaaleees banget buat nulis (biasanya berakhir dengan sekedar blogwalking kemana2, ngeliatin blog resep2 yang ga dicoba2 karena bahan2nya yang banyak dan bikinnya ribet.. hahaha)..
dan masih banyak lagi karena-karena yg lain..

Sejak hidup bersama suami dalam satu rumah, ada beberapa hal yang masih perlu penyesuaian. mungkin bukan hanya beberapa hal, tapi banyak hal..
Banyak kebiasaan2 baru yang seringkali bikin "capek".. capek fisik dan capek hati.. huhuhu..
Tapi dari semuanya itu buat kita jadi lebih "kenal" satu sama lain..
Saya juga baru sadar kalo selama ini suami merasa saya "kurang perhatian" *sedih
Yah itu tadi, karena sekarang udah "hadap2an" terus, jadi semua perasaan udah langsung keliatan..
Jadi ingat kejadian lucu beberapa hari yg lalu, ah jadi malu saya..
Karena menganggap serius omongan suami, berakhir jadi cemburu dan ujung2nya tiba2 nangis..
hahaha, padahal kata suami, dia ga serius dan ga ada maksud apa2.. cuma asal ngomong aja..
Yah namanya cemburu, udah ga bisa membedakan yg mana beneran yg mana becanda..

Terlambat memang, dinamika kehidupan berumah tangga yang seharusnya sudah saya alami sejak 2 tahun yg lalu, baru saya rasakan saat ini.. Setelah kami dikaruniai seorang anak.. Tapi sejauh ini saya menikmati dinamika itu.. Belum pernah merasa sedinamis ini.. Mungkin juga karena banyak hal yang baru ditemui.. Baru pertama merasakan punya "keluarga sendiri" di rumah "sendiri" (walaupun statusnya masih ngontrak..hihihi).. Eh iya, setelah merasa benar2 berkeluarga ini, jadi bikin hasrat beli ini itu semakin menggebu.. Di antaranya beli rumah.. Kalo udah punya sendiri, jadi bebas mau ngapa2in.. Mau dicat, dibangun sampe ke belakang (sampe ke atas bila perlu :P), beli perabotan.. Walau belum tau nanti uangnya darimana (yg jelas dari uang gaji tentunya :D).. Pengen beli mobil juga, biar gampang kalo mau jalan-jalan bareng Rafif.. Pengen beli peralatan masak yg lengkap (walau ga tau kapan akan dipakenya.. Nafsu banget pengen bikin masakan yg spesial tapi pas lihat bahan dan cara masaknya yg harus dimacem2in jadi layu lagi.. layu sebelum berkembang deh istilahnya :D.. dan pengen-pengen yg lain yang selalu datang silih berganti seiring datangnya hari.. Halah :P

Begitulah.. Semakin hari semakin banyak yg harus dan bisa dipelajari.. :D