Bulan Madu *eps 3: Sabang

27 Maret 2011

Hari Selasa, Tgl 7 Desember 2010 jam 08.15
Setelah Sarapan pagi, pamitan sama ummi dan abu, kami pun berangkat menuju Sabang..
Ada beberapa agenda kegiatan yang harus dilakukan sebelum keberangkatan kami..
Yang pertama, beli helm..
Berhubung di rumah helm nya semua dipake, jadi harus beli satu helm khusus buat ku ..
Yang kedua, nganterin oleh2..
ada seorang rekan yang titip oleh-oleh pempek dari Palembang.. karena belum deal mau ketemu dimana, kami putuskan ke tempat service motor dulu yang jadi agenda kami yang ketiga..
Setelah diskusi yang panjang dan lebar, dipustuskan rekan tadi akan menyusul kami di tempat servis motor untuk mengambil oleh-olehnya..
Lebih kurang 1 jam kami menunggu, akhirnya motor selesai diservis dan siap berangkat..
kami langsung menuju Pelabuhan Uleelheu..
kami akan naik kapal lambat (antonim kapal cepat) menuju Pulau weh, sebuah pulau terletak di ujung barat indonesia..
kenapa kapal lambat? karena kami mengikut sertakan motor suami dalam perjalanan luar biasa ini..


Ternyata penerbangan nya baru buka pukul 2 p.m.. dan saat itu baru pukul 11 a.m..
Kami pun keluar pelabuhan dan pergi ke minimarket untuk membeli perbekalan selama di kapal nanti..
Karena hari sudah siang, kami mampir ke warung kopi (loh?!)..
Saya pesan kopi susu dan suami pesan teh manis (hahaha, saya lupa suami pesan apa.. tapi kayaknya ga mungkin teh manis sih)..
disediakan makanan kecil juga sebagai teman minum kopi..
ada kue timphan, bakwan, risol..
Berhubung makanan-makanan itu tidak cukup menghilangkan rasa lapar, kami pun memesan mie aceh..
Sayangnya ga bawa laptop, jadi kami ga bisa ikut-ikutan ber-Wifi ria bersama para pengunjung lainnya..
hehehe.. di banda aceh lagi ngetrend yang kayak gini..
hampir di setiap warung kopi menyediakan fasilitas hot spot/free Wifi..
Semua rame-rame ngenet di Warung Kopi..
Pesan satu cangkir kopi, gratis ngenet selama-lamanya (saking lamanya nongkrong di Warkop)..

Setelah membayar makanan.. kami singgah ke Masjid terdekat untuk Sholat dzuhur..
Mendekati pukul 1.30 p.m, kami bergerak menuju pelabuhan..
unfortunatelly, sungguh di luar perkiraan.. saat mengantri di depan gerbang masuk ke Kapal, rupanya ban motor suami saya tertusuk paku..
Walah, gimana ini.. padahal sudah hampir jam 2 pm..
Nangsip.. terpaksalah keluar pelabuhan lagi untuk cari bengkel..
agak susah cari bengkel yang bisa tubles..
setelah keluar masuk beberapa bengkel , akhirnya ketemu juga yang bisa tubles..
Alhamdulillah..
berpacu dengan waktu, kami kembali lagi ke pelabuhan..
udah pasrah aja, kalo memang ga bisa berangkat hari ini insya Allah besok masih bisa..
Alhamdulillah, kami belum terlambat.. Masih banyak yang antri untuk masuk masuk kapal..
Akhirnya, setelah melewati antrian yang lumayan panjang, tibalah kami di geladak..
Lumayan rame penumpang siang itu.. Mungkin karena besok adalah hari libur..
Kami sengaja memilih duduk di geladak..
Lebih lega dan bisa bebas melihat pemandangan laut.
Perjalanan yang ditempuh lebih kurang 1,5 jam..
kami duduk menggelandang beralaskan kertas-kertas bekas (yang ga sengaja terbawa di dalam tas suami)..
Seperti biasa, kami menghabiskan waktu dengan mengobrol kesana kemari..
Sesekali mengenang masa-masa kuliah dulu. Masa-masa dimana kami tidak begitu saling mengenal. bahkan untuk bertegur sapa saja terasa sungkan. Padahal kenyataannya waktu itu kami adalah teman sekelas. Sama sekali tak pernah terbayangkan sebelumnya, hari ini saya duduk tepat disampingnya, menggamit lengannya, sesekali menyandarkan kepala di pundaknya, dengan status sebagai istrinya, ya, saya adalah seorang istri sekarang..

Menjelang pukul 3.30 p.m, kapal mulai menepi ke dermaga Pelabuhan Balohan..
Suami bersiap ke bagian belakang kapal untuk mengambil motor yang diparkir di sana..
Dan saya menantinya di bagian depan kapal..

Tujuan pertama kami, rumah abusyik (saudara laki-laki dari nenek suami, *abusyik=kakek) untuk menumpang sholat Ashar dan sekedar bertanya tempat menginap yang nyaman di Sabang.. Setelah berbincang-bincang (yang lagi-lagi saya ga begitu banyak paham apa yang sedang dibicarakan :P), kami pamitan dan langsung menuju ke penginapan yang direkomendasikan abusyik..

C*sanemo, nama penginapan (cottage) yang pertama kali kami kunjungi..
Indah, langsung berbatasan dengan pantai.. Dari kamar bisa terdengar jelas suara deburan ombak yang silih berganti menepi membasahi pantai..
Romantis.. hihihi.. Tapi sepi.. katanya tanggal segitu memang belum terlalu rame..
Penginapan baru rame menjelang tahun baru.. hadeeh.. serem juga nih..
Apalagi penerangan di dalam kamar remang-remang..
Kok malah jadi takut nih.. :P

*Penampakan  Cottage


















Malam itu kami belum berani turun dan berjalan-jalan di pantai..
Karena suasana yang begitu sepi..
Kami berbincang-bincang di beranda cottage yang berhadapan langsung dengan laut.. Ada ayunan dari jaring di pasang di sana.. Suami memilih berayun-ayun sambil menikmati udara malam. Sedangkan saya duduk tepat disebelahnya sembari menikmati indahnya laut malam.
Suasananya betul-betul sepi, sunyi.. Yang terdengar hanya suara jangkrik dan deburan ombak..
Pas lagi ngobrol, ada bule yang melintas di samping kamar kami..
hooo, ada juga yang menginap di sini selain kami..
Mereka berempat (dua pasang), sepertinya sedang bersiap-siap snorkeling..
He? malam-malam gini snorkeling?
Entahlah mereka mau ngapain, setidaknya sedikit tenang karena kamar di samping ada yang menghuni.. hehe
dasar penakut!!!








Perbincangan kami, ngalor ngidul kemana-mana...
Ketika melihat bintang, suami saya mengatakan sesuatu yang luar biasa..
Yang ada hubungannya dengan teori relativitas (bener ga sih.. agak2 lupa :P)..
Bintang yang sedang kita pandangi sekarang adalah bintang yang tampak berjuta-juta tahun yang lalu katanya sambil menatap jauh ke langit.
Karena, cahaya bintang untuk bisa sampai ke bumi butuh berjuta-juta tahun cahaya. jadi, kita seakan melihat masa lalu.. bayangkan, cahaya itu tidak pudar walaupun melewati jarak yang begitu jauh dan waktu yang begitu lama. bahkan sekarangpun kita masih bisa menikmati indah cahayanya. Begitupun dengan kita, walau saat ini masih harus terpisah jauh tapi yakinlah kita mampu menjaga cahayanya hingga suatu saat nanti bisa menikmati indah cahayanya. Saya hanya tersenyum menatapnya sambil sesekali mendorong ayunan itu hingga tampak bergerak pelan.
Yah begitulah, malam itu kami lewati berdua saja di beranda cottage hingga masuk angin..
Sebenarnya suami yang masuk angin.. haha..
Masalah masuk angin memang dia jagonya.. Lain kali cemilan nya diganti sama jamu "tolak ang*n* aja kali ya.. hihihi
Suasana masih begitu sepi.. aaahh, saya menjadi begitu tidak nyaman dengan suasana yang terlalu sepi ini.. Ga ada tipi yang bisa sedikit meramaikan suasana (ya iyalah, orang jauh-jauh ke sabang masa mau nonton tipi)
Mengerikan.. Saya terus saja memperhatikan pohon kelapa di depan beranda, yang berayun-ayun dipermainkan angin malam..
Saya takut kalo di atas itu bertengger makhluk lain dengan pakaian serba putih dan rambut panjang..
hihihi.. kebanyakan nonton film hantu nih..
Karena diluar semakin ga nyaman, kegelapan dimana-mana, saya dan suami mengakhiri pembicaraan kami di beranda..
Sepertinya di dalam lebih nyaman dan tentunya lebih terang..
Tak berapa lama, kami pun terlelap ditemani irama debur ombak yang begitu terdengar indah..



2 comments:

Anonim mengatakan...

pengen roti cane + kari kambing :(

Mrs. Husaini mengatakan...

ada di blok M, bun.. enak juga kok.. :)

Posting Komentar